Tuesday, May 5, 2009

Pertarungan AM-FM

Waktu kecil, saya disuguhi adegan menarik dalam dunia radio, yaitu mulai hilangnya jalur AM dan pindah ke FM. Nggak ngetren kalau tidak mendengar FM. Jalur ini suaranya lebih bagus, jernih, enak di telinga. Beda sekali dengan AM yang kresek-kresek....Sejak kenal jalur FM, bisa dibilang saya sama sekali tidak mendengarkan radio AM. Setahu saya, jika tak salah, radio-radio pun beralih ke FM karena tidak ingin ditinggalkan pendengarnya. Saya bahkan tidak tahu, apakah di Jogja masih ada radio AM mengudara saat ini.
Tapi ternyata tidak di luar negeri. Di Amerika radio AM awet dan jumlah pendengarnya stabil, bahkan cenderung naik secara umum. Fenomena paling dekat adalah Rush Limbaugh, penyiar di jaringan Premiere Radio Networks yang kini jadi corong suara Republikan Amerika. Meski Rush Limbaugh sudah jadi penyiar sejak 1970-an, tapi popularitasnya betul-betul mencapai puncak di era Obama ini. Dan Limbaugh siaran di jalur AM.
Begitu pula di Australia, radio AM tak kalah bersaing. Dalam survei yang berakhir Maret 2009 lalu, radio AM unggul hampir di semua kota besar Australia, kecuali Brisbane dan Perth. Di Sydney misalnya, nomor satu adalah 2GB sedang di Melbourne ABC774. Dan untuk kategori penyiar paling kesohor di Australia, Alan Jones bertahun-tahun tidak tergantikan. Dia memandu acara pagi hari paling banyak di dengarkan di Australia di radio 2GB.
Baik Rush Limbaugh maupun Alan Jones mencatatkan pendapatan jutaan dollar setiap tahunnya dari mengoceh di radio.
Posisi radio AM di dua kota terbesar yaitu Sydney dan Melbourne tak pernah tergantikan selama bertahun-tahun. Artinya, selera pendengar radio juga tidak banyak berubah. Acara jalur AM biasanya lebih banyak omongan dan sedikit lagu, beda dengan FM yang komposisi lagu dan omongan biasanya seimbang, atau mungkin lebih banyak lagu-lagunya. Radio AM tak mungkin mengandalkan lagu karena kualitas suaranya lebih jelek.
Alan Jones membuktikan bahwa pendengar, setidaknya di kota-kota besar di Australia memang lebih suka menikmati omongannya dari pada mendengar lagu-lagu. Sepanjang siaran, Alan JOnes memang ngoceh melulu. Entah bagaimana dia mengumpulkan semua bahan ocehan itu, mungkin ada tim yang kuat di belakangnya.
Ocehan itu kadang kasar, tapi orang menyukainya. Datanya kuat, analisisnya tajam, dan diselingi humor yang pas. Tiga jam berbusa-busa, tapi pendengar tetap menunggu Alan Jones siaran tiap pagi. Alan Jones dulu siaran di 2UE, tapi kemudian dibajak oleh 2GB dengan janji gaji jauh lebih tinggi. Anehnya, pendengar ikutan pindah dari 2UE ke 2GB. Rupanya mereka tidak fanatik dengan stasiun radio, mereka adalah penggemar setia Alan Jones yang akan mengikuti kemanapun penyiar ini pindah siaran. Kepindahan ini juga membawa serta pemasang iklan yang meninggalkan 2UE agar tetap bisa beriklan di acara Alan Jones di 2GB.
Dan memang benar, Alan Jones membawa berkah besar bagi 2GB.Dan dominasi jalur AM sampai saat ini masih sulit dipatahkan. Perolehan iklan radio AM jauh melampaui radio FM.
Barangkali, radio-radio AM di Jogja bisa bangkit dengan cara yang sama.

No comments:

Post a Comment